Mahasiswa Universitas Trisakti (Usakti) menyuarakan keprihatinan mendalam atas gelombang aksi unjuk rasa anarkhis yang belakangan ini mengguncang berbagai kota di Indonesia. Mereka menilai bahwa tindakan kekerasan, perusakan fasilitas umum, dan bentrokan dengan aparat keamanan sama sekali tidak mencerminkan semangat intelektual dan nilai-nilai gerakan terpelajar yang seharusnya diusung oleh kaum muda akademisi. Sebagai civitas akademika, mahasiswa Usakti mengingatkan bahwa kekuatan sejati gerakan mahasiswa terletak pada argumentasi yang teruji, dialog yang konstruktif, dan aksi damai yang bermartabat.
Dalam beberapa insiden, terlihat bahwa provokasi dan penyebaran informasi yang tidak terverifikasi menjadi pemicu eskalasi kekerasan. Hal ini, menurut mahasiswa Usakti, menunjukkan kurangnya pemahaman akan etika berdemokrasi dan tanggung jawab sosial. Mereka menegaskan bahwa setiap aspirasi dan kritik terhadap pemerintah atau kebijakan publik harus disampaikan melalui saluran yang sah dan beradab, seperti audiensi, diskusi publik, dan penyampaian petisi yang tertib. Aksi anarkhis justru merugikan masyarakat luas, mengancam keselamatan jiwa, dan merusak citra baik gerakan mahasiswa di mata publik.
Mahasiswa Usakti juga menyoroti pentingnya pendidikan politik dan kesadaran hukum di kalangan mahasiswa. Mereka mengajak seluruh elemen kampus untuk aktif mengikuti seminar, workshop, dan diskusi yang mengedepankan pemahaman kritis terhadap konstitusi, hak asasi manusia, dan prinsip demokrasi. Dengan bekal pengetahuan yang memadai, diharapkan mahasiswa dapat menjadi agen perubahan yang tidak hanya berani bersuara, tetapi juga bijak dalam bertindak, sehingga tujuan mulia untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan rakyat dapat tercapai tanpa kekerasan.
Selain itu, pihak universitas diminta untuk memperkuat peran BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) dan lembaga kemahasiswaan lainnya dalam mengedukasi dan mengarahkan mahasiswa untuk menyalurkan aspirasi secara damai. Kolaborasi antara kampus, pemerintah daerah, dan aparat keamanan juga diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi pelaksanaan hak berpendapat. Mahasiswa Usakti siap menjadi mediator dan fasilitator dialog antara masyarakat dan pemerintah, bukan menjadi pelaku kerusuhan yang merusak tatanan sosial.
Keprihatinan ini bukan hanya sekadar ungkapan emosional, melainkan panggilan untuk refleksi bersama. Mahasiswa Usakti percaya bahwa setiap generasi muda memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga nama baik almamater dan bangsa. Oleh karena itu, mereka mengajak seluruh mahasiswa di Indonesia untuk kembali ke akar gerakan mahasiswa: intelektual, kritis, dan santun. Aksi damai yang kreatif, seperti flash mob, mural bertema, dan kampanye media sosial yang edukatif, dapat menjadi alternatif efektif untuk menyampaikan pesan tanpa harus merusak.
Mahasiswa Universitas Trisakti, berharap agar ke depan, setiap unjuk rasa dapat berlangsung dengan tertib, aman, dan bermartabat. Kami siap mendukung upaya penegakan hukum yang adil dan reformasi sistem yang lebih demokratis, serta terus mengawal nilai-nilai keilmuan dan kemanusiaan dalam setiap langkah perjuangan.
